CARA KERJA
Gelombang Ultrasonik yang dapat kelelawar hasilkan berada pada frekuensi 40-50 kHz. Sedangkan manusia hanya dapat mendengar sebuah suara/bunyi dengan frekuenzi 20 Hz sampai 20 kHz. Penggunaan gelombang ultrasonik ini dalam menentukan arah dibantu dengan bentuk telinga kelelawar yang berbentuk corong layaknya alat radar penerima. Yang akan menangkap gelombang ultrasonik yang telah dibalikkan setelah mengenai suatu benda atau semacamnya. Kemudian gelombang yang telah dipantulkan dan diterima oleh telinga kelelawar ini akan diteruskan ke otak. Kemudian otak menganalisa dan menginterpretasi kan posisi benda yang ada dihadapannya. Apabila kelelawar berada dalam lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi dan melemahkan sistem radar yang ada pada kelelawar. Akan tetapi jika rekaman/pantulan gelombang bunyi dirinya sendiri, maka akan berpengaruh kepada kemampuan kelelawar untuk menganalisis pantulan gelombang yang diterimanya.
Kelelawar juga memiliki kemampuan Ekolokasi yang bisa disebut sebagai biosonar. Biosonar atau sonar biologi inilah yang sudah diimplementasikan sebagai Sonar (Sound Navigation & Raging) dengan cara kerja yang sama yaitu memancarkan gelombang berupa bunyi/suara yang apabila mengenai suatu benda maka akan memantul (sebagaimana sifatnya). Pantulan felombang tersebut kemudian digunakan dalam memperkirakan keberadaan objek tersebut
Kelelawar dapat menentukan medan dihadapannya dengan cara mengeluarkan gelombang ultrasonik dihadapannya kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan kepada benda yang ada dihadapannya sehingga gelombang yang dipantulkan akan terdengar kembali oleh kelelawar. Kelelawar akan menganalisa dan menginterpretasikan posisi benda yang ada dihadapannya.